Tampilkan postingan dengan label Doa-Doa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Doa-Doa. Tampilkan semua postingan

Tata Cara Bacaan Doa Niat Mandi Wajib Junub Besar Setelah Haid Dan Nifas

View Article
Tata Cara Bacaan Doa Niat Mandi Wajib Junub Besar Setelah Haid Dan Nifas - Mandi wajib atau mandi besar adalah satu dari sekian banyaknya aktivitas ibadah dalam agama islam yang harus dipenuhi apabila sudah terjadi penyebab yang mengharuskan untuk mandi, apabila tidak di kerjakan maka di larang untuk melaksanakan berbagai jenis ibadah seperti sholat dan yang lainnya. Dalam peraktik pelaksanaannya berbededa dengan mandi biasanya di mana untuk mandi besar ini harus memenuhi syarat dan juga rukun di antaranya seperti niat mandi wajib dan seluruh anggota tubuh harus benar-benar bersih terkena oleh air meski ke bagian yang sempit misalnya panggkal rambut.

Di haruskannya mandi wajib ini bertujuan untuk menghilangkan hadats besar yang ada pada tubuh, baik itu di karenakan keluar sperma atau mimpi basah haid dan sejenisnya. Seperti kita ketahui bahwa jenis hadats dalam diri setiap orang terdapat 2 jenis pertama hadats besar dan kedua hadats kecil, keduanya tersebut dapat di hilangkan dengan cara berbeda apabila hadats kecil yang di akibatkan oleh batalnya wudhu maka dapat hilang dengan berwudhu, sedangkan hadats besar dapat hilang dengan melakukan mandi wajib.

Dalam memahami seputar mandi wajib ada banyak hal yang perlu di pahami oleh setiap orang baik itu laki-laki atau perempuan terutama yang sudah menginjak umur dewasa. Sebab mandi jenis ini berbeda dengan mandi biasa dimana apabila seseorang salah melakukan tidak benar maka di pastikan mandi wajibnya tidak sah, sehingga pemahaman mengenai hal ini harus benar-benar di pahami terlebih bagai mana tata cara mandi wajib yang benar menurut agama islam. Oleh karena itu silahkan untuk simak dengan baik semua pembahasan di bawah ini.

Tata Cara Bacaan Doa Niat Mandi Wajib Junub Besar Setelah Haid Dan Nifas

Penyebab Mandi wajib

1. Berhubungan Suami Istri

Di antara salah satu sebab-sebab yang mewajibkan seseorang mandi wajib yaitu setelah pasangan suami istri berhubungan, entah itu keluar air sperma atau tidak mereka berdua di haruskan mandi wajib dengan segera. Bahkan dalam hal berhubungan ini tidak hanya antara suami istri saja tetapi juga tetap di wajibkan untuk mandi meski masuknya hasyafah milik laki-laki ke bagian belakang atau anus, pada hewan atau atau kemaluan jenazah tetap di hukumi junub, namun jika pada mayit maka mayit tersebut tidak perlu di mandikan lagi jika tadinya sudah di mandikan.

2. Keluar AIr Sperma

Selanjutnya yang menjadi penyebab seseorang untuk melakukan mandi wajib adalah keluarnya air mani atau sperma baik itu di sengaja atau atau tidak, dalam keadaan sadar atau tidur (mimpi basah), di barengi syahwat atau tidak. Yang menjadi ukuran mewajibkannya mandi wajib tolak ukurnya yitu keluar air mani dari kemaluan laki-laki atau perempuan. Tetapi mengenai air yang keluar dari kemaluan terdapat 3 jenis mani, madzi, dan wadi, sedangkan yang di wajibkan untuk mandi wajib yaitu hanya air mani saja.

3. Setelah Selesai Haid

Khusus bagi wanita (perempuan) adalah haid atau menstruasi yang merupakan keluarnya darah normal dari kemaluan wanita dengan ukuran waktu lamanya minimal sehari semalam (24 jam) dan maksimal lima belas hari sedangkan umumnya 7 hari sampai 8 hari saja. Jika seorang perempan sudah selesai haid maka di wajibkan untuk melakukan mandi wajib agar bisa kembali melakukan aktivitas ibadah seperti sholat, thawaf dan sejenisnya. Sedangkan untuk bisa memahami seputar pembahasan haid silahkan cari BAB khusus yang membahas seputar haid tersebut.

فَإِذَا أَقْبَلَتْ الْحَيْضَةُ فَدَعِي الصَّلَاةَ وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْتَسِلِي وَصَلِّي } رَوَاهُ الْبُخَارِيّ

Artinya. Bila keadaan haidl itu datang maka tinggalkanlah shalat. Bila ia telah pergi maka mandi dan shalatlah. (HR. Bukhari dari Aisyah RA).

4. Sesudah Selesai Nifas

Nifas adalah keluarnya darah dari kemaluan wanita setelah melahirkan, lamanya masa nifas dalam waktu yang cukup sebentar sedangkan paling lama selama 60 hari namun umumnya 40 hari. Sama halnya seperti haid wanita yang sudah selesai nifas juga di wajibkan untuk melakukan mandi wajib dan selama nifas berjalan di larang untuk sholat, thawaf dan hal sejenisnya. Untuk memahami seputar nifas lebih lengkap silahkan kalian cari pembahasan khusus dalam BAB nifas pada artikel lain yang sudah kami sajikan sebelumnya.

5. Melahirkan

Mengenai kataegori melahirkan terdapat dua jenis yang umum terjadi di masyarakat pertama melahirkan secara normal dan ini mewajibkan untuk mendi besar baik itu bayi yang keluar normal, berupa segumpal darah atau daging. Kedua melahirkan dengan cara cesar, dalam melahirkan cesar ini terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama, ada yang tetap mengharuskan mandi wajib dan ada juga yang tidak. Untuk lebih jelas silahkan cari bab khusus mengenai wiladah karena akan lebih detail pembahasannya.

6. Meninggal

Orang yang meninggal dunia wajib di mandikan, tentunya oleh orang yang masih hidup terkecuali yang meninggalnya mati syahid dan korban keguguran yang masih belum berbentuk manusia misalnya masih segumpal darah atau daging, namun jika sudah memiliki bentuk seperti sudah nampak tangan dan kepala maka tetap harus di mandikan.

Tata Cara Mandi Wajib

Seperti yang telah di singgung pada pembahasan di atas bahwa mandi wajib ini berbeda dengn mandi biasanya yang di lakukan sehari-hari. Artinya untuk mandi wajib harus memenuhi aturan-aturan khusus seperti rukun mandi wajib di dalmnya, di mana untuk rukun mandi wajib sendiri tedapat dua yang wajib terpenuhi pertama niat dan kedua meratakan air kesluruh tubuh dari bagian atas hingga bawah termasuk pada bagian sela-sela dan panngkal dasar rambut, sedangkan yang lainnya termasuk kesunahan dalam mandi wajib.


Niat Mandi Wajib Haid

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul Ghusla Liraf'il Hadatsil Haidi Lillahi Ta'alaa.

Artinya : Saya niat mandi untuk menghilangkan hadats haid karena Allah Ta'ala

Niat Mandi Wajib Nifas

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul Ghusla Liraf'il Hadatsin nifasi Lillahi Ta'aalaa.

Artinya : Saya niat mandi untuk menghilangkan hadats nifas karena Allah Ta'ala

Niat Mandi Wajib Junub

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Nawaitul Ghusla Liraf'il Hadatsil Akhbari Minal Jinaabati Fardhan Lillahi ta'aalaa

Artiny : Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala.

Yang di maksud dengan meratakan air keseluruh tubuh adalah air yang basuh harus benar-benar rata pada setiap bagian-bagian tubuh secara rata. Jika ada bagian sedikit saja yang tertinggal maka mandi wajib belum sah dan harus di ulangi lagi. Sehingga dalam mandi wajib ini harus benar-benar hati-hati setiap lekukan harus rata terbasuh ait termasuk kulit di bawah kuku, kulit di pangkal rambut dan semuanya. Sedangkan mengenai hal lain dari itu seperti harus memulai dari kanan dan lain sebagainya, itus termasuk kesunnahan dalam bermandi wajib.

Sampai dini rasanya sudah cukup dapat di mengerti bagaimana tata cara dan niat mandi wajib yang benar, silahkan klian hafal bacaan di atas dan pelajari dengan baik semua yang berkaitan dengan tata cara bacaan doa niat mandi wajib junub besar setelah haid dan nifas wiladah atau melahirkan. Mengingat aktivitas ini pasti akan berlaku bagi setiap orang muslim sehingga pemahaman mengenai mandi basar harus di pahami semuanyatanpa terkecuali.

Mengenal Kemampuan Teks Bacaan Sholawat Nariyah Lirik Latin

View Article
Mengatakan shalawat (jamak dari as shalat) adalah simbol dari cinta kasih umat Nabi Muhammad SAW pada beliau. Serta di hari kiamat kelak beliau insyaallah juga akan memberi syafa’at pertolongannya pada golongan muslimin yang mengistikamahkan membaca shalawat. Aamiin.

As Shalat menurut bhs ini berarti doa, istighfar, rahmat, pemuliaan, serta pujian. Shalat maktubah dinamakan shalat karna di dalamnya terdapat doa serta istighfar. (as Shabuni, Rawa’iyul Bayan, Juz II, hal. 357). Shalawat pada Nabi bila dari Allah, ini berarti rahmat ta’dhim (rahmat yang dibarengi pengagungan), atau pemuliaan serta pujian Allah pada Nabi-Nya, apabila dari terkecuali Allah, yang disebut yaitu mendoakan, atau memohonkan ampun pada Allah. Membaca shalawat pada Nabi berarti memohon pada Allah supaya memberi kesejahteraan pada hamba pilihan-Nya itu.

Syaikh Yusuf an Nabhany mengutip ar Raghib menyebutkan kalau as shalat menurut bhs yaitu doa, pemberkahan serta pemuliaan. Bila dari Allah maknanya yaitu tazkiyyah (pembersihan), bila dari dari malaikat yaitu istighfar apabila datang dari manusia maknanya yaitu doa (an Nabhany, Sa’adatud Daraini, hal. 371). Dengan hal tersebut membaca shalawat yaitu sisi dari tahiyyah (penghormatan). Saat kita diperintah Allah membaca shalawat yang tujuannya yaitu mendoakan dengan rahmat pada Nabi Muhammad, jadi Nabi juga seperti perintah Allah pada beliau akan mendoakan dengan rahmat pada umat yang bershalawat pada beliau, seperti ketentuan dalam QS. An-Nisa’ ayat 86 :

وَإِذَا حُيِّيتُم�' بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَح�'سَنَ مِن�'هَا أَو�' رُدُّوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَي�'ءٍ حَسِيبًا

“…Maka kerjakanlah penghormatan dengan penghormatan yang tambah baik atau kembalikanlah penghormatan itu…”.

Doa dengan rahmat dari Nabi Muhammad ini dimaksud juga syafa’at. Mengenai hal semacam ini, semua ulama sudah setuju kalau doa Nabi itu akan tidak tidak diterima oleh Allah. Jadi Allah juga akan terima syafa’at Nabi atas semuanya umat yang bershalawat pada beliau.

Sesaat arti at Taslim menurut bhs yaitu do’a untuk keselamatan dari semua bencana, kekurangan serta penyakit. Menurut Ibn Sa’ib ini berarti kepatuhan tanpa ada menyelisihi (as Shabuny, Sharihul Bayan, Juz II, hal. 364).

Kedudukan serta Keutamaan Shalawat

Membaca shalawat adalah perbuatan terpuji yang disebut perintah Allah. Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab 56 :

“Sesungguhnya Allah serta malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai beberapa orang yang beriman, bershalawatlah anda untuk Nabi serta ucapkanlah salam penghormatan padanya. ”

Perintah ini yaitu keharusan. Beberapa ulama nyaris setuju kalau membaca shalawat salam adalah keharusan sekali seumur hidup. Imam al Qurthuby bahkan juga menyebutkan keharusan itu jadi ijma’ ulama. (Sharihul Bayan, hal. 366).

Jumhur ulama menyebutkan kalau bershalawat yaitu sebentuk beribadah serta qurbah, seperti dzikir, tasbih serta tahmid, serta adalah keharusan sekali seumur hidup, dan kesunnahan di setiap waktu serta seyogyanya memperbanyaknya.

Sebagian besar ulama memiliki pendapat kalau shalawat nariyah adalah syiar yang ditujukan pada beberapa Nabi serta Rasul, jadi tidak bisa bershalawat dengan spesial pada terkecuali Nabi serta Rasul. Al Allamah Abus Su’ud memberikan, kalau bershalawat pada terkecuali Nabi yaitu bisa bila terlebih dulu didahului shalawat pada nabi. Umpamanya disebutkan, Allahumma shalli ala Muhammad wa Alihi. Bila bershalawat dengan istiqlal (dengan mandiri) pada terkecuali nabi yaitu makruh. Tetapi Syekh as Sakhawy dalam al Qaul al Badi’ fi as Shalat ‘ala al Habib as Syafi’ mengutip Abul Yumni bin ‘Asakir dengan menumpukan pada Imam al Bukhari menyebutkan kalau membaca shalawat pada terkecuali Nabi yaitu bisa dengan mutlak.

Demikian pula membaca shalawat pada keluarga serta teman dekat nabi juga disarankan, seperti firman Allah dalam surat at Taubah ayat 103 :

خُذ�' مِن�' أَم�'وَالِهِم�' صَدَقَةً تُطَهِّرُهُم�' وَتُزَكِّيهِم�' بِهَا وَصَلِّ عَلَي�'هِم�' ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُم�' ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Ambillah zakat dari beberapa harta mereka, dengan zakat itu anda bersihkan serta mensucikan mereka, serta mendoalah buat mereka. Sebenarnya doa anda itu (jadi) ketenteraman jiwa untuk mereka. Serta Allah Maha mendengar sekali lagi Maha Ketahui. ”



Sebagian Hadits mengenai Keutamaan Bershalawat

Terdapat banyak hadis mengenai keutamaan bershalawat, salah satunya :

من صلى علي في كتاب لم تزل الملائكة تستغفر له ما دام اسمي في ذلك الكتاب من سره أن يلقي الله وهو عنه راض فليكثر من الصلاة علي أولى الناس بي يوم القيامة أكثرهم علي صلاة (رواه الترمذي

“Barangsiapa kesenangannya yaitu berjumpa dengan Allah serta Allah ridho padanya jadi perbanyaklah membaca shalawat kepadaku. “Barang siapa kesenangannya yaitu berjumpa dengan Allah serta Allah ridho padanya jadi perbanyaklah membaca shalawat kepadaku. Seutama-utamanya manusia bersamaku di hari kiamat yaitu orang yang banyak membaca shalawat” (HR. at Tirmidzi)

أنه لا يصلي عليك أحد إلا صليت عليه عشرا (رواه النسائ و أحمد

“Bahwasanya tidak seseorang juga bershalawat untukmu 1x, terkecuali saya juga akan bershalawat untuk dia sejumlah sepuluh kali. ” (HR. an Nasa’i serta Ahmad)

البخيل الذي من ذكرت عنده فلم يصل علي (رواه الترمذي)

“Manusia bakhil yaitu orang yang dimaksud namaku di sisinya, namun tidak membaca shalawat kepadaku. ” (HR. at Tirmidzi)

من صلى علي صلاة صلى الله عليه بها عشرا (رواه مسلم

“Barang siapa yang bershalawat kepadaku, jadi Allah memberi shalawat takdzim kepadanya 10 kali” (HR. Muslim)

Download Bacaan Doa Tahlil Arwah Susunan Pendek Lengkap Singkat Ringkas Bahasa Arab

View Article
Susunan Doa Tahlil Dan Yasin – Tahlil atau tahlilan adalah rutinitas yang selalu di lakukan oleh sebagian besar masyarakat muslim ketika ada saudara atau tetangganya yang meninggal dunia dengan tujuan untuk mendoakan arwah yang baru meninggal atau yang sudah lama meliputi karuhun dan nenek moyang serta para guru yang sudah lebih dulu meninggalkannya, terutama aktivitas ini banyak di lakukan oleh mereka yang tergabung dalam mayoritas warga nahdlatul ulama (NU) yang merupakan salah satu organisasi keisalaman terbesar di indonesia.

Tahlilan sudah menjadi pekerjaan umum yang biasa di lakukan oleh kalangan umat islam saat ada yang meninggal dan ketika ada suatu acara khusus dengan membacakan serangkaian susunan doa talil dan bacaan-bacaan lainnya seperti sebagian surat dalam al-qur'an, tahlil, takbir dan tahmid serta istighfar yang biasanya di awali tawasul khusushan untuk arwah kubur, aerta bacaan ini juga di jadikan amalan ketika berziarah ke makam.

Memang tidak bisa di pungkiri bahwa dalam permasalahan tahlil terjadi perbedaan pendapat, ada di antaranya yang tidak membolehkan hingga sebagiannya menghukumi bid'ah dh alalah dan ada juga yang berpendapat baik untuk di amalkan. Bahkan permasalahan dari tahlil ini sering menjadi perdebatan panas di kalangan para pemuka agama antra yang pro dan kontra. Akan tetapi keluar dari itu, sebaik umat yang baik hendaklah menyikapi perbedaan sebagai hikmah.

Download Cara Bacaan Susunan Doa Tahlil Dan Surat Yasin Lengkap

Apalagi bagi yang tidak melaksanakan sebaiknya jangan megecam orang mengerjakan sebagai ahli dhalalah apalagi sampai mengkafirkan, sebab pada dasarnya setiap masing-masing memiliki dasar hukum yang kuat. Jika bisa menggali lebih dalam sejauh mana makna yang ada pada tahlil, maka pasti setiap orang akan memahami, serta tidak akan mau menyalahkan orang yang mengerjakan tahlilan, jadi sebaiknya pahami dulu hingga sampai kedasarnya baru kita menghukumi.

Tujuan tahlil adalah mendoakan orang yang sudah meninggal atau arwah, dengan harapan semoga amal bacaan dari kalimat-kalimat yang di bacakan pada tahlil tersebut sampai ke mayit yang di doakan, tentu hal ini senada dengan banyak keterangan yang menganjurkan untuk selalu mendoakan umat mukmin dan mukminat. silahkan bagi belum paham tentang tahlil apa dasar hukum dalil haditsnya, kaji lagi lebih dalam agar benar-benar paham dengan baik.

Pembahasan ini bukanlah untuk membahas tentang keseluruhan atau perbedaan perdapat dari tahlil, karena nanti ada waktu yang lebih pas atau di halam lain akan kami coba gali lebih dalam lagi seputar hal yang berkaitan dengan rutinitas umat islam tersebut, termasuk pendapat dari kalangan empat madzhab syafi'i, maliki, hanbali dan hanafi. Di halaman ini cukup menulis tentang susunan dari acara tahlilan atau bacaannya.

Susunan Doa Tahlil Dan Yasin

إلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلْفَاتِحَةْ
ثُمَّ إلَى حَضْرَةِ إِخْوَانِهِ مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَاْلأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَاْلعُلَمَاءِ وَاْلمُصَنِّفِيْنَ وَجَمِيْعِ اْلمَلاَئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ اَلْفَاتِحَةْ
ثُمَّ إليَ جَمِيْعِ أَهْلِ اْلقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ اْلاَرْضِ وَمَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا اَبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادَنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخَنَا وَمَشَايِخَ مَشَايِخِنَا
وَلِمَنِ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ وَخُصُوْصًا......... اَلْفَاتِحَةْ

سْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَد
لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ اَللهُ أَكْبَرْ وَلِلّهِ اْلحَمْدُ

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ * مِن شَرِّ مَا خَلَقَ * وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ *
وَمِن شَرِّ النَّفَّـثَـتِ فِى الْعُقَدِ * وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ اَللهُ أَكْبَرْ وَلِلّهِ اْلحَمْدُ

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ اَللهُ أَكْبَرْ وَلِلّهِ اْلحَمْدُ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّين أمِينْ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. الم ذَلِكَ اْلكِتَابُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ. اَلَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ.وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْاخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ. اُولئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَاُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ. وَإِلهُكُمْ إِلهُ وَاحِدٌ لاَإِلهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ اللهُ لاَ إِلَهَ اِلاَّ هُوَ اْلحَيُّ الْقَيُّوْمُ لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ وَلاَنَوْمٌ. لَهُ مَافِى السَّمَاوَاتِ وَمَافِى اْلأَرْضِ مَنْ ذَالَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَيُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَلاَ يَؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ. لِلّهِ مَافِى السَّمَاوَاتِ وَمَا في اْلأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوْا مَافِى أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللهِ فَيُغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ. وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. امَنَ الرَّسُوْلُ بِمَا أُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَبَّهِ وَالْمُؤْمِنُوْنَ. كُلٌّ امَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَنُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لاَيُكَلِّفُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَاكَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَااكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَتُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَ أَوْ أَخْطَعْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَطَاقَةَ لَنَا بِه

وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا 7
أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. إِرْحَمْنَا يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ 7

أللّهمّ اصْرِفْ عَنَّا السُّوْءَ بِمَا شِئْتَ وَكَيْفَ شِئْتَ إِنَّكَ عَلَى مَاتَشَاءُ قَدِيْرُ 3

وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. إِنَّمَا يُرِيْدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًا. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَا.

أَللّهُمَّ صَلِّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ عَلَى أَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ نُوْرِ الْهُدَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ. عَدَدَ مَعْلُوْمَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ. وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ.

أَللّهُمَّ صَلِّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ عَلَى أَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ شَمْسِ الضُّحَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْعَدَدَ
مَعْلُوْمَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ. وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ

أَللّهُمَّ صَلِّ أَفْضَلَ*الصَّلاَةِ عَلَى أَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ بَدْرِ الدُّجَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ. عَدَدَ مَعْلُوْمَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ. وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ.

وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ سَادَتِنَا أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ. وَحَسْبُنَا الله وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ. وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم 3

أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ حَيٌّ مَوْجُوْدٌ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ حَيٌّ مَعْبُوْدٌ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ حَيٌّ بَاقٍ ,

اَإِلهَ إِلاَّ اللهُ 100
لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ
لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ نَبِيُّ الله
لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله
أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدْ أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدْ يَارَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ

سبحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ 33
أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ
أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ أَجْمَعِيْنَ. الفاتحة

Setelah membaca rangkaian kalimat-kalimat di atas mulai dari tawasul khusushan hingga hingga falaq binas, maka untuk selanjutnya bisa langsung dengan membaca surat yasin. Atau surat yasin juga bisa di bacakan nanti sesudah membaca doa tahlil, jadi letak membaca dari surat yasin ini bisa sesudah bacaan tawasul di atas atau bisa juga setelah selesai membaca doa tahlil, yang mana bacaan doanya sebagai berikut.

Doa Tahlil

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى اْلاَوَّلِيْنَ.
وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى اْلآخِرِيْنَ.
وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِيْ كُلِّ وَقْتٍ وَحِيْنٍ.

وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى الْملاَءِ اْلاَعْلَى اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللهُمَّ اجْعَلْ وَاَوْصِلْ وَتَقَبَّلْ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَمَا قُلْنَاهُ مِنْ قَوْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَمَا سَبَّحْنَا اللهَ وَبِحَمْدِهِ.

وَمَا صَلَّيْنَاهُ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِئْ هَذَا الْمَجْلِسِ الْمُبَارَكِ هَدِيَّةً وَّاصِلَةً وَّرَحْمَةً نَّازِلَةً وَّبَربكَةً شَامِلَةً وَصَدَقَةً مُتَقَبَّلَةً نُقَدِّمٌ ذَالِكَ وَنُهْدِئهِ اِلَى حَضْرَةِ سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَاِلَى جَمِيْعِ اِخْوَانِهِ مِنَ اْلاَنْبِيَاءِ وَالْمُرَْلِيْنَ، وَاْلاَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاِءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلَصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلاَئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ خُصُوْصًا اِلَى سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلاَنِى.

وَخُصُوْصًا اِلَى حَضْرَةِ رُوْحِ (sebut nama yang meninggal)

ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ اْلاَرْضِ وَمَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا اِلَى آبَائِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَاَجْدَاتِنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا اِلَى مَنِ اجْتَمَعْنَا هَاهُنَا بِسَبَبِهِ وَِلاََجْلِهِ. اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةُ.

Sampai di sini, maka rangkaian atau susunan dari bacaan doa tahlil dan yasin sudah selesai, adapun jika mau menambahkan bacaan lainnya maka boleh saja asal masih ada hubungannya dengan tahlilan, seperti tawasulnya di perbanyak meliputi para wali, dan orang-orang shalih sebagaimana banyak di amalkan oleh para ulama. tulah sedikit dari ulasan mengenai download cara bacaan susunan doa tahlil dan surat yasin lengkap, siahkan di pelajari dengan baik agar nanti bisa di amalkan pada waktunya.